1. Inhalt
  2. Navigation
  3. Weitere Inhalte
  4. Metanavigation
  5. Suche
  6. Choose from 30 Languages

jejaring sosial

Kami mengajak Anda untuk berdialog bersama di Facebook dan Twitter DW Indonesia

  • Gambaran Masyarakat Ideal

    Genosida Etnis Sinti dan Roma

    Gambaran Masyarakat Ideal

    Di pusat dokumentasi dan kebudayaan Sinti dan Roma di Heidelberg Jerman dipamerkan genosida sistematis terhadap 500.000 etnis Sinti dan Roma di Eropa. Dimulai dengan foto-foto sebelum tahun 1933. Ditunjukkan foto keluarga Bamberger yang tergolong warga mapan dan sejahtera.

  • Patriot Jerman

    Genosida Etnis Sinti dan Roma

    Patriot Jerman

    Pada perang dunia kedua warga Sinti dan Roma bertugas di angkatan perang karena melihatnya sebagai pengabdian bagi tanah air. Seperti Emil Christ, yang di sini berfoto bersama sepupunya. Dia dipecat dari ketentaraan dan langsung dikirim ke kamp konsentrasi Auschwitz. Christ selamat, tapi istri dan seorang anaknya meninggal.

  • Kebencian Ras

    Genosida Etnis Sinti dan Roma

    Kebencian Ras

    Yahudi dan Gipsi tergolong ras lebih rendah. Hal itu dikukuhkan para ilmuwan palsu yang menamakan diri peneliti ras, berdasar teori ilmiah bohong pula. Komandan pasukan khusus NAZI SS, Heinrich Himmler, bulan Desember 1938 memerintahkan kepada lembaga penelitian kemurnian ras di Berlin untuk mengumpulkan data seluruh warga Sinti dan Roma.

  • Pendataan Total

    Genosida Etnis Sinti dan Roma

    Pendataan Total

    Di seluruh kekaisaran Jerman para petugas mendata dan memotret warga minoritas. Foto menunjukkan seorang lelaki dibuat cetakan kepalanya menggunakan gips. Riset ilmu silsilah dan antropologi palsu, mendapat semangat lewat penilaian ras ini, dimana diterbitkan hampir 24.000 hasil riset.

  • Sikap Tidak Kristiani

    Genosida Etnis Sinti dan Roma

    Sikap Tidak Kristiani

    Kebanyakan warga Sinti dan Roma adalah pemeluk Katolik dan tercatat sebagai anggota gereja. Gereja Katolik memberikan data register itu kepada penguasa NAZI untuk identifikasi atas kaum Gipsi. Bulan Mei 1940 keluarga dari selatan Jerman dideportasi ke ghetto di Polandia yang saat itu diduduki Jerman.

  • Anak-Anak Yang Dianiaya

    Genosida Etnis Sinti dan Roma

    Anak-Anak Yang Dianiaya

    Di asrama anak-anak Katolik St. Josefspflege di Mulfingen, Jerman selatan, ditampung 40 anak warga Sinti. Seorang ilmuwan perempuan menyalahgunakan anak-anak ini sebagai obyek riset disertasi Doktornya. Setelah selesai, 39 anak dikirim ke kamp konsentrasi Auschwitz, dimana hanya 4 anak yang selamat hidup. Pimpinan asrama membiarkan hal itu.

  • Kamp Konsentrasi Auschwitz

    Genosida Etnis Sinti dan Roma

    Kamp Konsentrasi Auschwitz

    Gambar menujukkan anak perempuan Sinti Settela Steinbach ketika diangkut dari kamp penahanan Westerbork di Belanda ke kamp konsentrasi Auschwitz pada 19 Mei 1944. Settela bersama ibu dan saudaranya dibunuh di kamar gas. Nasibnya sama dengan sekitar 21.000 warga Roma dan Sinti yang dideportasi dan dibunuh di kamar gas kamp konsentrasi Gipsi, Auschwitz-Birkenau.

  • Korban Josef Mengele

    Genosida Etnis Sinti dan Roma

    Korban Josef Mengele

    Dokter NAZI Dr. Josef Mengele melakukan eksperimen keji di kamp konsentrasi Gipsi, Auschwitz-Birkenau, juga terhadap anak-anak. Johanna Schmidt dan saudara lelakinya tewas akibat siksaan pada bulan Juni 1943. Mengele setelah berakhirnya PD II mula-mula kabur ke Argentina, kemudian ke Paraguay dan lalu ke Brasil, dimana diduga ia mati akibat kecelakaan saat berenang tahun 1978.

  • Di Belakang Front

    Genosida Etnis Sinti dan Roma

    Di Belakang Front

    Kebanyakan dari 500.000 korban tewas Sinti dan Roma, tidak mati di kamp konsentrasi, melainkan dibunuh di kawasan yang diduduki NAZI di Eropa timur. Pasukan khusus NAZI SS melakukan penyisiran kawasan di belakang front pertempuran mencari warga Yahudi, Sinti dan Roma. Sering mereka langsung dibunuh di tempat dan dikuburkan secara massal, seperti di Libau, Latvia bulan Desember 1941.

  • Dibebaskan Tapi Tidak bebas

    Genosida Etnis Sinti dan Roma

    Dibebaskan Tapi Tidak bebas

    Ketika pasukan Inggris membebaskan kamp konsentrasi Bergen-Belsen 15 April 1945, mereka menemukan lebih 50.000 orang yang masih hidup, kebanyakan kurus kering akibat kelaparan dan sakit berat. Diantaranya juga tahanan Sinti dan Roma. Ribuan meninggal sebagai dampak penahanan di kamp konsentrasi, yang selamat dan tetap hidup bertahun-tahun lamanya menderita trauma fisik dan jiwa.


    Penulis: Birgit Görtz | Editor: Agus Setiawan/Andy Budiman